Thursday, December 31, 2015

Amazing Bhutan : Part 2

kuzu-zangpo la!!

hi temans smua semoga gak bikin nunggu kisah lanjutan perjalanan saya nih . Bhutan kotanya tenang dan bangunannya pun masih tergolong bukan modern , sempat kemaren ngobrol sama fixer guide dia bilang kalo dari satu Bhutan baru ada satu bangunan yang pake lift . terlampir beberapa foto situasi kota Thimphu yang menjadi ibukota negara tsb.
City Hall alias alun-alun kota kebetulan posisi bersebelahan dengan hotel yang saya nginap Hotel Druk , cukup terkenal termasuk Hotel yang terbaik di kota Thimphu.
City Hall - Leica M5 35mm neopan acros 100
 Trotoar adalah benar tempat untuk berjalan kaki , kalo di negara saya yang uda maju justru kebalik di trotoar banyak kios2 liar , jadi tempat parkir , gak jelas pokoknya.
very clean pavement - Leica m5 35mm acros 100
 Selama melakukan perjalanan di setiap kota Bhutan gak ketemu tuh yang namanya lampu merah . Zebra cross dihargai buat para pejalan yang ingin menyebrangi jalan. kalo di negara saya yg uda maju ini mah wwwuuuusssssssssssss wwuuusssssssssssss motor , bajaj , angkutan umum gak peduli deh hajar aja bleeehh.

crossing the road



Human traffic light
      salah satu sudut kota yang terbilang cukup ramai diletakkan pos ditengah jalan . mereka           menyebutnya Human Trafiic light . Polisi lalu lintas menjalankan tugas dengan bergantian memberikan simbol untuk pengendara.




Thimphu street

Boys & Dogs

Helping for Caring

Monitoring the street











Bhutan merupakan negara yang cukup terkenal dengan pemanah alias archery , panah merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup terkenal . kebetulan sempet berkunjung ke salah satu tempat latihan di kota Thimphu.

Archer with Gho

 Gho adalah Baju tradisiobnal Bhutan yang digunakan kaum pria .




ternyata selain panah ada olahraga lain yg lagi nge hits di Bhutan , olahraga ini nge hype di kalangan anak muda . olahraga nya ternyata binaraga atau boleh dibilang fitness , cukup beruntung saya berkesempatan ketemu Mr.Bhutan tahun ini namanya wangkey



mulai gak konsen nulis hahahhaha , suara kembang api dimana mulai bunyi di malam pergantian tahun ini . monastery terbesar dan cukup ternama dan terkenal terletak di kota phunakha , yang terkenal disebut dengan phunaka Dzonk.














setelah perjalanan cukup panjang hari terakhir saya bermalam di kota Paro , Hotel Raven Nest mostttt recomended place and amazing hospitality from the owner and staff and for sure i love the room soooo biggggggggg , got my own bathup and ranjangnya ada heater ahhaahah maklum musim dingin bobo sendirian :)))))) di kota Paro most reccomended restaurant name " yellow stair " try to visit and eat momo ( like gyoza ato suikiaw ) . Hari terakhir saya berkesempatan sama wanita setempat yang aslinya berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah dan juga model untuk project bhutan ( program pemerintah setempat untuk memperkenalkan negara mereka dengan foto2 yang menarik. Kami berkesempatan menunjungi salah satu dzong yang cukup tua di daerah Paro dan kelihatannya sudah tidak digunakan "Drugyel Dzonk , Paro".




Kira adalah baju tradisional Bhutan yang di gunakan kaum wanita , umumnya memiliki warna2 yang bervariasi dan cerah menunjukan kecerian sang pemakai.

Andee with her colorful Kira



 Masih ada 3 roll film yang blom ditemukan , alias ilang ahhahhhahahah . mungkin ada cerita yang sedikit terputus tetapi semoga dengan teman-teman melihat bbrp foto saya mungkin tidak terlalu caem namanya juga nubie alias pemula , pake film pula . Semoga dengan tulisan saya ini bisa membuat teman2 lebih rajin untuk ikut nulis karena dengan ini kemungkinan besar masih banyak tempat2 indah , yang dengan keanekaragaman penduduk , makanan , pemandangan , kebudayaan , kultur dll yang sangat indah dan bisa di share ke kawan sekalian. saya  mengucapkan selamat tahun baru 2016 , salam sukses dan jangan lupa "keep analogue alive and keep sharing ". Kashi delek


best regards,

Jerry Surya



The End












No comments:

Post a Comment